Mitos dan Fakta Tentang Keamanan Mengemudi saat Hamil

icon 7 April 2025
icon Admin

Mengemudi saat hamil ternyata memiliki mitos dan faktanya masing-masing yang kadang membuat bingung. Beberapa penelitian menyatakan bahwa 9 dari 10 ibu hamil yang mengemudi ternyata memiliki kondisi baik-baik saja.

Namun, hal tersebut bukan berarti tidak ada bahaya yang mengintai ibu hamil yang mengemudi. Mari simak mitos dan fakta menyetir saat hamil agar Anda lebih waspada dan hati-hati menyetir, terutama saat kondisi hamil!

Mitos dan Fakta Mengemudi saat Hamil, Anda Wajib Tahu!

Ibu hamil memang rentan terhadap kondisi tidak nyaman, sehingga terkadang hal ini mengganggu beberapa aktivitas penting seperti mengemudi. Munculnya mitos ibu hamil dilarang menyetir pada dasarnya bukti bahwa ibu hamil harus hati-hati saat melakukan aktivitas ini.

Jika begitu, apa saja hal yang harus dipahami ibu hamil ketika menyetir? Berikut ini pembahasannya:

  • Perhatikan Usia Kehamilan

Hal pertama yang harus Anda pahami adalah memerhatikan usia kehamilan. Pada trimester pertama (1-3 bulan kehamilan), kandungan memang rentan keguguran karena kehamilan muda, sehingga posisi janin masih rentan.

Pada periode ini, Anda tidak hanya dilarang mengemudi sendiri karena Anda juga harus berhati-hati ketika beraktivitas. Terlebih jika Anda memiliki riwayat kesehatan yang mengkhawatirkan.

  • Duduk pada Posisi Nyaman

Ibu hamil yang ingin mengemudi lebih nyaman dan aman sebaiknya memerhatikan posisi duduk yang nyaman. 

Pastikan posisi mengemudi saat hamil ergonomis dan aman bagi kandungan. Anda dapat mengatur sandaran kursi tidak terlalu tegak maupun terlalu kebelakang.

Jarak idealnya adalah minimal 25 cm dari kemudi dan sejajarkan setir dengan dada bukan dengan perut. Kenyamanan posisi duduk dapat membuat ibu hamil lebih fokus menyetir dan tidak mudah sakit pinggang.

  • Mengemudi Jarak Dekat Saja

Mengemudi saat hamil sebaiknya pada jarak dekat saja. Hal ini guna mengurangi risiko kelelahan karena mengemudi jarak jauh. Apalagi jika Anda terjebak macet dan harus menghadapi stres karena stuck di jalanan yang macet.

Ibu yang kelelahan dapat berisiko pada janin yang dikandung. Maka dari itu, jika Anda ingin pergi jarak jauh, sebaiknya ditemani oleh supir atau pasangan. Lebih baik Anda jadi penumpang daripada harus menanggung risiko masalah kehamilan.

  • Gunakan Sabuk Pengaman

Saat Anda hamil maupun tidak hamil, sabuk pengaman atau seat belt tetap harus digunakan. Hal ini bertujuan untuk keselamatan Anda selama mengemudi. Untuk ibu hamil, penggunaan sabuk pengaman memang agak merepotkan.

Namun, Anda dapat memosisikan sabuk pengaman di bagian atas melewati bagian dada dan posisikan sabuk di bawah perut. Pastikan jangan sampai sabuk pengaman menekan perut.

  • Butuh Pengawasan Orang Terdekat

Anda yang sedang hamil dan ingin mengemudi, sebaiknya diawasi orang terdekat seperti pasangan, kerabat, atau teman. Ibu hamil yang sedang mengemudi posisinya rentan stres dan masalah kesehatan lainnya.

Maka dari itu, daripada muncul masalah ketika Anda mengemudi saat hamil, lebih baik ditemani oleh seseorang. Walaupun Anda menyetir jarak dekat, tidak ada salahnya mengajak teman sebagai penumpang di mobil Anda.

  • Kondisi Tubuh Harus Fit

Terakhir, penting untuk Anda memastikan kondisi tubuh tetap fit saat mengemudi. Jika dokter kandungan Anda menyatakan kehamilan yang sehat dan tidak ada penyakit tertentu, Anda dapat beraktivitas mengemudi seperti biasa.

Sebaliknya, jika Anda sedang hamil dan memiliki risiko kesehatan, sebaiknya jangan mengemudi terlebih dahulu. Tetap prioritaskan kondisi fisik Anda dan janin sebelum memutuskan untuk mengemudi.

Itulah beberapa mitos dan fakta bagi Anda ibu hamil yang ingin menyetir. Sebenarnya, mitos larangan ibu hamil tidak boleh keluar rumah atau menyetir hanya untuk menjaga kondisi Anda dan janin di dalam kandungan sehat saja.